ceritabasah
Lalu Mamie memberi petunjuk – petunjuk lain, agar aku mulai tahu bagaimana cara memperlakukan kemaluan perempuan.
Lalu aku pun mulai menjilati kemaluan Mamie. Mulai dari bagian dalam yang berwarna pink itu, sambil berusaha mengalirkan air liurku sebanyak mungkin, seperti petunjuk dari Mamie barusan. Begitu pula clitorisnya kujilati segencar mungkin.
Sementara itu Mamie mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas rambutku yang berada di bawah perutnya. “Iya Chep… iyaaaaa… itilnya jilatin lagi Chep… itilnya… iyaaaaa… iyaaaaa… iyaaaaa… aaaaaaaah… aaaaah… enak sekali Chepiiii… iyaaaa… iyaaaaa… itilnya jilatin terus Cheeepiii…
Cukup lama aku melakukan semuanya ini, sementara nafsuku semakin menggebu – gebu.
Sampai akhirnya Mamie mengepit kepalaku dengan kedua tangannya, sambil berkata terengah, “Su… sudah cukup Sayang. Sekarang masukin kontolmu…”
Dengan perasaan masih bingung, aku menjauhkan mulutku dari memek Mamie. Kemudian mendekatkan kontolku ke memek Mamie.
Pada saat itulah Mamie memegang leher kontolku, kemudian mengarahkan kepalanya ke mulut memeknya. Mungkin sedang diarahkan ke mulut liang yang tadi Mamie tunjukkan dan tampak kecil itu.
Ketika amukan birahiku semakin menggila, terdengar suara Mamie, “Ayo dorong… !”
Aku pun mendorong kontolku yang lehernya masih dipegang oleh Mamie.
Perlahan – lahan zakarku melesak ke dalam liang memek Mamie yang rasanya aduhai… luar biasa enaknya…!
Mamie pun merengkuh leherku ke dalam pelukannya sambil berdesah… “Sudah masuk sayang… Sekarang mamie bukan hanya punya Papa, tapi juga punya Chepi…”
Entah kenapa, ucapan Mamie itu membuatku tersentuh… sangat tersentuh. Tapi aku tidak bisa menjawabnya, karena mulai melaksanakan petunjuk Mamie.
Ya, atas petunjuk Mamie, aku pun mulai mengayun kontolku dengan hati – hati di dalam jepitan liang memeknya yang begini uniknya buatku yang masih pemula. Terasa benar dinding liang memek Mamie ini bergerinjal – gerinjal lunak, seperti dilapisi bentuk seperti telur ayam yang masih berderet di dalam perutnya.
“Ayo… sekarang cepatin entotannya. Tapi jangan sampai lepas dari dalam memek Mamie ya …“bisik Mamie.
Aku menyahut terengah – engah, “Iiii… iyaaaa… duuuh… Mam… me… memek Mamie ini luar biasa enaknya.”
“Kontolmu juga luar biasa enaknya Sayaaaang,” ucap Mamie yang dilanjutkan dengan kecupan hangat di bibirku.
Aku merasa bangga mendengar ucapan Mamie itu. Tapi mungkin aku terlalu menikmati semuanya ini. Maklum, inilah untuk pertama kalinya aku merasakan berhubungan sex.
Sehingga tak lama kemudian aku menggelepar di atas perut Mamie, sambil membenamkan kontolku sedalam mungkin, disusul dengan berlompatannya lendir kenikmatan dari moncong penisku.
Croooottttt… crooooottttt… crooooootttt… croooottttttt… crotttt… crooootttt…!
Lalu aku terkulai di dalam dekapan Mamie.
Mamie tersenyum dan mengecup bibirku. Lalu bertanya perlahan, “Udah ejakulasi?”
“Iya Mam… ternyata aku gak kuat lama – lama,” sahutku bernada kecewa.
“Nggak apa – apa. Biasanya memang begitu kalau baru pertama kali sih. Sebentar lagi juga pasti kontolmu ngaceng lagi,” sahut Mamie sambil mempererat dekapannya.
Ternyata benar ucapan Mamie. Tak lama kemudian kontolku yang masih berada di dalam liang memek Mamie, mulai menegang lagi sedikit demi sedikit.
“Nah tuh… udah ngaceng lagi kan?” ucap Mamie sambil menggoyang – goyangkan pinggulnya sedemikian rupa, sehingga kontolku terasa seperti diremas – remas dan dibesot – besot. Karuan saja makin lama kontolku makin ngaceng.
“Udah keras nih,” ucap Mamie, “ayo entotin lagi.”
Comments on “Jahanam Indah Pretty”